Suami Hamili Wanita Lain

Share:
Suamiku ternyata malah hamili wanita lain, bukan istrinya
Suamiku ternyata malah hamili wanita lain, bukan istrinya
Teman Lagi Curhat - Sebuah curhat dari seorang istri yang belum dikaruniai anak dan ternyata mengetahui bahwa suaminya ternyata malah menghamili wanita lain dan tersang terangan di depan istrinya, namun meminta maaf dengan begitu saja kepada istri utamanya.

CURHAT SUAMI YANG HAMILI WANITA LAIN KARENA ISTRI BELUM HAMIL

Saya usia 36 th suami 40th, sdh menikah belasan thn tp blm dikarunia anak,sy pikir suami jg fine2 aja,tp ternyata sy salah,5 bln yg lalu sy mengetahui bahwa suami selingkuh,dia terus terang dan minta maaf,sy pikir masalah selesai, tp Allah msh memberi cobaan lg pd sy,buntut dr perselingkuhan suami adalah ceweknya hamil dan tanpa sepengetahuan sy suami menikah sirih dg ceweknya itu,dia br cerita 1 bln setelah dia nikah sirih,dunia rasanya runtuh…sy tdk bs terima,sbg wanita dan istri yg sah sy merasa tdk dihargai,sy memang blm bs kasih keturunan tp dokter tdk vonis sy mandul,awalnya suami nangis2 minta maaf sm sy untuk ikhlas bs terima dipologami krn dia jg blm kenal lama sm cewek itu,dia cuma hrs bertanggung jawab krn sdh menghamilinya,akhirnya dgn paksaan dr keluarga suami jg sy mengalah krn keluarga suami jg tdk ingin sy sm suami bercerai,suami janji bahwa dia tdk akan berubah dan akan selalu pulang kerumah,tp kenyataannya sekarang berubah,krn kehamilan ceweknya semakin besar suami meminta sy untuk ikhlas lagi memperbolehkan dia membagi waktu antara sy dan ceweknya,dia minta 1 hari plng ke sy 1 hr plng ke ceweknya,krn skrg ceweknya sdh dikasih tempat tinggal sm suami sy(awalnya dia kost krn jauh dr orang tuanya dan dia belum 20 thn)sy bingung semakin hari semua semakin berubah,apa yg suami janjikan dl lambat laun berubah,suami bilang bahwa dia sayang sekali sm anak yg dikandung cewek itu,apa yg hrs sy lakukan?di satu sisi sy merasa pelan-pelan disingkirkan suami krn sy tdk bs beri dia anak dan dia lbh memikirkan dan memperhatikan ceweknya,disisi lain sy jg msh sayang sm suami,tiap shalat sy selalu minta dikasih jd org yang sabar dan ikhlas,sy rasakan skrng sy ikhlas dg cobaan yg Allah berikan pd sy tp sy tdk bs ikhlas menerima kehadiran cewek itu,apa sy bercerai aja ya?biar beban sy dan suami bs berkurang,sy beban krn sy tdk ikhlas dipoligami,suami jg merasa beban ketika berada dgn sy krn memikirkan yg hamil takut terjadi apa2,tolong bantu sy agar sy tdk ambil keputusan yg salah…krn selama ini hati sy msh berubah-rubah,kdng sy bs berdiri tegak tp kdng sy tdk bs menahan air mata kalo ingat perbuatan suami dan kenyataan yg ada skrg,terima kasih

Maaf, baru sekarang ku sempat balas email. Apakah belum terlambat bila sekarang kusampaikan saran?

blm…krn skrg kondisinya sy msh dpt kekuatan dr Allah utk bertahan….tp sy msh dlm kondisi labil kdng sy bs kuat tp kdng sy menangis meratapi nasib……

Baiklah. Aku turut berduka atas kasusmu ini. Kasus memilukan seperti ini tak jarang dikonsultasikan denganku. Dan munculnya kasus-kasus pelanggaran Undang-Undang (UU) Perkawinan seperti inilah (yakni berpoligami tanpa seizin istri terdahulu) yang membuatku mendukung upaya pemerintah untuk lebih tegas dalam memberlakukan UU Perkawinan perihal poligami. (Lihat “Poligami, Nikah Siri, dan Kawin Kontrak itu Kriminal (pelaku & pendukungnya bisa dipenjara)“.)

Dalam kasusmu, solusinya relatif lebih mudah daripada kasus serupa yang menimpa wanita yang sudah beranak dari suaminya. Bila mereka perlu mempertimbangkan kepentingan anak, dirimu mungkin cukup mempertimbangkan kepentingan diri sendiri (beserta kepentingan suami dan kepentingan si cewek yang dihamili suamimu).

Yang paling perlu kau pertimbangkan menurutku adalah manakah yang mudaratnya lebih besar antara bercerai dan tidak bercerai. Diantara mudarat itu adalah sakitnya hatimu bila tidak bercerai dan sakit hatinya suamimu bila kalian bercerai. Dari ceritamu, kutangkap kesan bahwa sakitnya hatimu lebih besar daripada sakitnya hati suamimu. Jadi, dari sudut pandang ini, lebih baik kalian bercerai. Perceraian bukanlah pilihan terburuk. (Islam menghalalkan perceraian.) Namun tentu saja, pertimbangannya mestinya bukan hanya masalah sakit hati. Perhitungkanlah juga faktor-faktor lain yang juga tergolong mudarat apabila kalian bercerai, dibandingkan dengan kemudaratan bila tidak bercerai. Pertimbangkanlah masak-masak, terutama sewaktu kau berada dalam keadaan tenang, tidak emosional.

Memang, masalah ini amat serius. Dibutuhkan pertimbangan yang matang untuk memutuskannya. Namun berhubung manusia itu penuh dengan kelemahan, aku sangat menganjurkan dirimu untuk memohon petunjuk kepada Allah melalui istikharah.

Tidak ada komentar